Teori Prilaku Produsen/tingkah laku produsen dianalisi


Tugas!

1.      Teori Prilaku Produsen/tingkah laku produsen dianalisi dgn berapa cara? Sebutkan dan jelaskan!
Tugas pokok seorang produsen adalah: melaksanakan produksi dengan menghasilkan barang dan jasa untuk masyarakat. Pertimbangan produsen dalam menentukan berapa yang akan dihasilkan dan ditawarkan pada perbagai tingkat harga ialah dengan membandingkan hasil dan pengorbanannya.
  1. Hasil berupa barang dan jasa, yaitu produk atau output, yang dinilai dalam uang menurut harga pasar menjadi penerimaan.
  2. Pengorbanan yaitu faktor-faktor produksi yang digunakan sebagai input, dinilai dalam uang menurut harga pasar menjadi biaya produksi.
Perusahaan atau satuan produksi ada dalam berbagai bentuk dan ukuran, dari usaha kecil,usaha menengah, hingga perusahaan raksasa dengan jumlah ribuan karyawan. Semua satuan produksi itu menghadapi masalah ekonomi yang sama. yaitu bahwa diperlukan input = biaya untuk mencapai hasil penerimaan.
Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu untuk suatu proses produksi, dinyatakan dalam uang menurut harga pasar yang berlaku. Dalarn arti ekonomi, semua balas jasa yang seharusnya dibayarkan kepada para pemilik faktor produksi merupakan biaya, termasuk laba normal.
Tinggi-rendahnya biaya produksi tergantung dari :
  1. harga input faktor produksi
  2. Persentase dari kapasitas produksi yang dipergunakan (berhubungan dengan biaya tetap persatuan)
  3. Perbandingan (proporsionalitas) antara faktor-faktor produksi serta kombinasinya.
  4. Besar-kecilnya luas usaha.
Karena input faktor produksi ada yang tetap dan ada yang berubah-ubah. maka biaya produksi pun dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
  1. Biaya tetap (Fixed Cost = FC) >>Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah jika ada perubahan dalam jumlah output hasil produksi (sampai pada batas tertentu).
  2. Biaya variabel (Variahel Cost = VC). Biaya variabel adalah biaya yang berubah-ubah tergantung besar-kecilnya jumlah produk yang dihasilkan.
  3. Biaya total (Total Cost = TC) adalah jumlah biaya tetap dan biaya variabel.
Dalam jangka pendek kapasitas produksi suatu perusahaan dinyatakan tetap. Produsen dapat memperbesar jumlah outputnya hanya dengan menggunakan kapasitas produksi yang ada itu dengan lebih intensif dengan menambah faktor produksi variabel. Namun tidak cukup waktu untuk memperbesar kapasitas produksinya dengan menambah modal tetapnya (tanah. gedung, mesin. dsb). Jangka waktu yang cukup lama untuk menambah kapasitas produksi disebut jangka panjang.
Dalam jangka pendek bila seorang produsen hendak memperbesar jumlah produksinya (dengan lebih mengintensifkan kapasitas produksi yang ada), maka akan timbul gejala ‘diminishing returns”.
Hukum tambahan hasil yang semakin berkurang (Law of Diminishing Returns menyatakan, kalau ada (paling sedikit) satu input yang tetap (misalnya tanah atau pabrik dikombinasikan dengan input variabel (misalnya tenaga kerja) yang setiap kali ditambah dengan satu satuan. maka output atau hasil total (Total Product) akan bertambah juga. tetapi mulai saat tertentu tambahan hasil (Marginal Product) akan menjadi kurang dan proporsional (= diminishing returns meskipun pada permulaan mungkin lebih dan proporsional (= increasing returns).
Bila dinyatakan dalam rupiah, ini berarti bahwa biaya produksi total (TC)  suatu saat akan naik dengan lebih dan proporsional (= increasing cost). meskipun pada permulaan kenaikan/tambahan biaya total mungkin kurang  proporsional. Dirumuskan dengan kata lain lagi: mulai suatu saat Marginal Cost yaitu bertambahnya biaya total bila produksi ditambah dengan satu satuan. akan semakin meningkat.
Oleh karena itu dalam jangka pendek kurve biaya per satuan (AC) maupun kurve biaya variabel per satuan (AVC) berbentuk seperti U karena pada saat tertentu dengan bertambahnya produksi biaya persatuan semakin naik.
Output atau hasil produksi dijual dipasar dan mendatangkan penenimaan (Revenue).
  • >>Penerimaan total (Total Revenue = TR) adalah jumlah produk dikalikan dengan harga jualnya (TR = P x Q).
  • >>Bila TR lebih besar daripada biaya total (TC), perusahaan memperoleh laha. Sebaliknya bila TR Iehih rendah daripada TC perusahaan mengalansi kerugian.
  • >>Apabila TR = IC perusahaan tidak mengalami rugi dan juga tidak mendapatkan laba. Situasi itu disebut Break-even atau Titik Impas.
Dalam bentuk pasar persaingan murni (Average Revenue = AR) sama dengan jual persatuan (AR=P) dan diperoleh dari TR: Q. ( TR = P x Q). Penerimaan marginal (Marginal Revenue = MR) ialah tambahan penerimaan total jika produksi (penjualan hasil produksi) ditambah dengan satu satuan.
Perusahaan dikatakan dalam keadaan mengalami “keseimbangan” (equilibrium of the firm) Bila jumlah produksi diatur sedemikian rupa sehingga perusahaan mencapai laba maksimal. Hal tertentu terjadi apabila MC = MR.
Dalam jangka pendek perusahaan mungkin mencapai laba ekonomis (lebih daripada laba normal). Dalam jangka panjang perusahaan yang bekerja di pasar bebas (persaingan) akan dipaksa oleh persaingan untuk berproduksi pada tingkat biaya yang serendah-rendahnya.
Dalam jangka panjang semua sumber daya adalah vaniabel. Memperluas usaha dalam jangka panjang ada keuntungannya (economies of scale) tetapi juga ada kerugiannya dis-ecomies of scale).
Dengan demikian pertimbangan biaya produksi dan penenimaan bersama-sama menentukan Supply suatu perusahaan.
Supply melayani permintaan masyarakat. Jika permintaan masyarakat bertambah, output dapat diperbesar.
Dalam jangka pendek supply agak inelastis. karena produksi hanya dapat diperbesar dengan menambah input variabel atau mengintensifkan pemakaian kapasitas produksi yang ada, sehingga biaya produksi per satuan cenderung naik.
Kurve supply perusahaan sama dengan kurve MC-nya (mulai dari perpotongan kurse AVC dan kurve MC).
Dalam jangka panjang supply bersifat elastis. karena cukup waktu untuk menyesuaikan produksi dengan permintaan masyarakat.
Permintaan dan penavaran herasama-sama menentukan harga pasar

2. Apa yang dimaksud dengan teori biaya produksi

Biaya produksi adalah semua pengeluaran ekonomis yang harus di keluarkan untuk memproduksi suatu barang. Biaya produksi juga merupakan pengeluaran yang di lakukan perusahaan untuk mendapatkan faktor – faktor produksi dan bahan baku yang akan di gunakan untuk menghasilkan suatu produk.
Biaya produksi dapat dibedakan ke dalam dua macam, yaitu
(1)          Biaya tetap (fixed cost)
(2)          Biaya variabel (variable cost).


Berdasarkan jangka waktunya, biaya produksi di bedakan menjadi 2 yaitu :

1. Jangka Waktu Pendek.
Dalam jangka pendek perusahan adalah jangka waktu di mana sebagian faktor produksi tidak dapat di tambah jumlahnya.
teori – teori biaya produksi dalam jangka pendek, Yakni:

# Biaya Total (Total Cost / TC) 
Keseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan yang terdiri dari biaya Variabel dan Biaya Tetap.  TC= TVC + TFC

# Biaya Variabel Total (Total Variabel Cost / TVC) 
Keseluruhan biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam faktor produksi dan bersifat Variabel atau dapat berubah – ubah sesuai dengan hasil produksi yang akan dihasilkan.
Semakin banyak produk yang dhasilkan, maka semakin besar pula biaya yang harus dikeluarkan.

Contoh : Biaya bahan baku , upah tenaga kerja, bahan bakar,dls.
TVC= TC-TFC

# Biaya Tetap (Total Fixed Cost / TFC) 
Biaya yang tidak berubah mengikuti tingkat produksi.
Artinya biaya ini besarnya tidak dipengaruhi oleh jumlah Output yang dihasilkan.
Contoh: biaya abonemen Telepon, Biaya Pemeliharaan Bangunan,biaya penyusutan, dls.
TFC=TC-TVC

# Biaya Total Rata-rata (Average Total Cost / ATC) 
BiayaTotal (TC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu dibagi dengan jumlah Produksi tertentu oleh perusahaan tersebut (Q).
ATC =TC/Q
Q= jumlah Output yang dihasilkan

Biaya total rata-rata juga dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
ATC = AVC+AFC

# Biaya Variabel rata-rata (Average Variabel Cost / AVC) 
Biaya Variabel Total (TVC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu dibagi dengan jumlah produksi tertentu(Q).
AVC= TVC/Q

Atau dapat juga dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
AVC=ATC-AFC

# Biaya tetap Rata –rata (Average Fixed Cost / AFC) 
Biaya tetap (TFC) untuk memproduksi sejumllah barang tertentudibagi dengan jumlah produksi tertentu (Q).
AFC=TFC/Q

Atau dapat juga dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
AFC=ATC-AVC

# Biaya Marginal (Marginal Cost / MC) 
Kenaikan biaya produksi yang dikeluarkan untuk menambah satu satuan output.

2. Jangka Waktu Panjang.
Sedangkan jangka waktu panjang merupakan segala faktor produksi yang masih dapat berubah – ubah.

Teori – teori biaya jangka panjang yakni diantaranya ialah :

Biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan seluruh output dan bersifat Variabel.
Biaya total sama dengan perubahan biaya Variabel.  LTC=∆LVC

Dengan LTC= biaya total jangka panjang (Long Run Total Cost)
∆LVC= Perubahan Biaya Variabel jangka panjang

# Biaya Marjinal jangka panjang 
Tambahan biaya karena menambah produksi sebanyak 1 unit.
Perubahan biaya total sama dengan perubahan biaya variable.
Maka,  LMC=∆LTC/∆Q

Dengan LMC= Biaya marjinal jangka panjang (Long Run Marjinal Cost)
∆LTC= Perubahan Biaya Total jangka Panjang
∆Q= Perubahan Output

# Biaya Rata – rata 
Biaya total dibagi Jumlah Output.  LRAC=LTC/Q
Dengan LRAC=Biaya Rata – Rata Jangka panjang (Long Run Average Cost)
Q = Jumlah output

3. Bagaimana Cara Menentukan laba/keuntungan.
Pada saat pelatihan khususnya pelatihan usaha, topik yang sangat menarik minat peserta saat masuk pada materi perhitungan keuntungan usaha.
Kebanyakan dari peserta yang ikut pelatihan tidak begitu memahami bagaimana cara menghitung keuntungan yang benar.
Mungkin anda pun ada yang belum tahu bagaimana caranya. Berikut ini merupakan urutan cara perhitungan keuntungan dalam usaha secara sederhana:

Urutan Cara Menghitung Keuntungan:

1.      Menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP)/Modal Pokok
Cara menghitung modal pokok penjualan dapat dijelaskan. Perhitungan modal pokok merupakan hal pertama yang harus dilakukan untuk mengetahui keuntungan usaha selanjutnya.
Contoh: Untuk contoh kali ini menggunakan harga pokok penjualan burger seperti yang tercantum pada dan untuk HPP per porsi menggunakan resep mi ayam ala UKMKU Rp. 1.500 . Harga pokok penjuakan sebuah burger dengan resep ala UKMKU adalah sebesar Rp. 1.400 perbuah.
2.      Menentukan Harga Jual
Menentukan harga jual bergantung pada keinginan pemilik pasarnya.
Contoh: kali ini harga jual ditentukan dari harga yang umum di pasaran. Harga pasaran umum mi ayam adalah Rp5.000 dan harga pasaran untuk burger adalah Rp.6.000.
3.      Menghitung Keuntungan Kotor
Keuntungan kotor adalah hasil keuntungan dari perhitungan penjualan dikurangi odal pokok akan tetapi belum dikurangi biaya operasional.
Keuntungan kotor = penjualan per buah/porsi – Modal Pokok
Keuntungan kotor/hari = Total penjualan/hari/bulan – Total modal pokok atau per bulan
4.      Menghitung Total Biaya Operasional
Biaya operasional usaha adalah biaya-biaya lain yang dibutuhkan untuk usaha selain bahan baku.
5.      Menghitung Keuntungan Bersih
Keuntungan bersih adalah hasil keuntungan yang sudah dikurangi seluruh biaya operasional.
Cara perhitungannya adalah: Keuntungan Bersih = Total Keuntungan Kotor/Bulan – Total Biaya Opeasional Setiap Bulan.
6.      Alokasi Hasil Keuntungan Bersih
Keuntungan bersih memang mutlak menjadi hak pemilik usaha, tapi akan lebih baik bila hasil keuntungan bersih juga ada pengelolanya sehingga usaha anda akan terasa lebih sehat. Berikut adalah tip-tip persentasi untuk alokasi hasil keuntungan bersih usaha:
1.      Untuk pengembalian modal investasi = 30-50%
2.      Untuk penyusutan alat = 10-20%
3.      Untuk pengembangan usaha = 10-20%
4.      Untuk kebutuhan konsumtif = 10-5-%


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar